Beberapa tahun silam, aku berkesempatan mengunjungi Hong Kong, sebuah kota metropolitan yang memadukan budaya Timur dan Barat dengan begitu memikat. Salah satu tempat yang paling berkesan dalam perjalanan itu adalah Kowloon, sebuah kawasan urban yang terletak di utara Pulau Hong Kong, tepat di seberang Victoria Harbour.
Kira-kira sekitar tahun 2017, aku menjejakkan kaki di Hong Kong—sebuah kota yang saat itu terasa seperti dunia lain. Meski kenangan mulai memudar, ada serpihan-serpihan momen yang masih tersisa di hati: aroma jalanan, kerlap-kerlip lampu malam, dan hiruk-pikuk yang tak pernah berhenti.
🛬 Tiba di Kota yang Sibuk
Setibanya di bandara Kai Tak—yang kini sudah digantikan oleh Hong Kong International Airport—aku langsung disambut oleh pemandangan gedung-gedung tinggi yang menjulang dan jalanan yang dipenuhi kendaraan serta pejalan kaki. Rasanya seperti masuk ke dalam film futuristik.
Aku cari-cari dari beragam sumber, nama Kowloon ini ternyata berasal dari bahasa Kanton, yang berarti “Sembilan Naga”—merujuk pada delapan gunung yang mengelilingi wilayah ini dan satu kaisar dari Dinasti Song. Kawasan ini bukanlah pulau, melainkan bagian dari Kowloon Peninsula, yang bersama dengan New Kowloon membentuk salah satu dari tiga wilayah utama Hong Kong.
Baca Juga
Kowloon dalam Sejarah dan Budaya
Saat itu aku juga belum mengetahui banyak tentang Sejarah dan Budaya kota itu. Aku hanya terpikat dengan gedung-gedung dan tulisan-tulisan China yang nempel di setiap gedung-gedung pencakar langit.
Aku kutip dari berbagai sumber tentang Sejarah dan Budaya Kowloon. Ternyata, dahulu, Kowloon adalah tempat berdirinya Kowloon Walled City, sebuah pemukiman padat yang terkenal karena sejarahnya yang penuh warna dan kontroversi. Kini, area tersebut telah diubah menjadi Kowloon Walled City Park, taman indah bergaya Tiongkok klasik yang menyimpan sisa-sisa sejarah masa lalu.
Banyak orang asing yang aku jumpa, seperti orang Thailand, Vietnam. Aku sempat ngobrol dengan mereka, kami saling sapa, wanita itu asal Thailand yang sudah lama tinggal dan bekerja di Hong Kong.
Kowloon dan Pasar Malamnya
Aku mengunjungi terlalu banyak tempat-tempat belanja serta pasar malamnya. Sayangnya aku tidak ingat persis nama-nama tempat yang aku kunjungi.
Namun aku ingat di Kowloon, aku sempat menyusuri Temple Street Night Market, tempat di mana lampu-lampu neon bersaing dengan suara pedagang dan pengunjung. Di sana aku mencicipi jajanan kaki lima yang unik—mungkin curry fish balls atau egg waffle, meski aku tak lagi ingat rasanya. Tapi suasananya? Masih terasa hangat di benak.
Pemandangan yang Memukau
Aku ingat menyeberang naik Star Ferry dan makan ikan laut di salah satu restaurant China. Aku sangat menikmati pemandangan indah yang memukau. Salah satu momen paling magis adalah saat menyaksikan Victoria Harbour dari Avenue of Stars, di mana aku melihat siluet gedung pencakar langit Hong Kong yang gemerlap di malam hari. Lain kali, aku akan coba lagi pengalaman ini, naik Star Ferry yang akan membawaku mengingat kembali pengalaman nikmat, pengalaman menyeberangi pelabuhan dengan angin laut yang menyegarkan.
🛍️ Belanja dan Oleh-Oleh
Aku membawa pulang beberapa oleh-oleh khas Hong Kong—mungkin gantungan kunci, teh bunga, atau bahkan jam tangan dari pasar Mong Kok. Entah di mana barang-barang itu sekarang, tapi setiap kali melihat foto lama, aku tersenyum mengingat betapa serunya berburu barang unik di sana.
Meski waktu telah berlalu dan detailnya mulai kabur, Hong Kong tetap hidup dalam ingatan sebagai kota yang penuh warna, energi, dan kejutan. Perjalanan itu mungkin sudah lama berlalu, tapi jejaknya masih tertinggal di hati.
Bagi teman-teman yang ingin jalan-jalan bareng, yuk, siapa tau kita bisa jadi teman bareng untuk liburan😊
MEDIA SOSIAL
YouTube
TikTok






Leave a Comments