Jelajahi keindahan Maroko selama 8 hari! Mulai dari kota biru Chefchaouen hingga kemegahan gurun Sahara, artikel ini mengulas destinasi eksotis, budaya Muslim yang kental, dan tips perjalanan tanpa ribet visa untuk WNI. Cocok untuk traveller Muslimah yang mencari pengalaman spiritual dan petualangan gaya.
Pengalaman Spiritual & Wisata di 13 Destinasi Maroko dalam 8 Hari
Casablanca merupakan kota terbesar di Maroko, sedangkan Rabat adalah ibu kotanya. Negara Maroko adalah negara mayoritas Muslim dengan bahasa resmi Arab dan Berber. Namun dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Maroko juga banyak menggunakan Bahasa Arab Maroko (Darija) dan Bahasa Prancis, terutama di kota-kota besar.
Secara geografis, Maroko memiliki lanskap yang unik—dari gurun Sahara yang luas hingga pegunungan Atlas yang terjal. Negara ini juga termasuk salah satu dari hanya tiga negara Afrika yang memiliki hubungan geografis dekat dengan Spanyol dan Prancis, menjadikannya titik temu budaya Eropa dan Arab.
Bonus untuk Pecinta Belanda
Buat kamu yang juga suka jalan-jalan ke Belanda, jangan lewatkan artikel berikut yang bisa jadi inspirasi itinerary kamu selanjutnya.
Baca juga:
Berkunjung ke 13 tempat wisata terkenal Dalam 8 hari di Maroko.
Yuk simak di bawah ini:
Hari 1: MARRAKECH
Pegunungan Atlas di Marrakech
Pegunungan Atlas adalah barisan pegunungan di Afrika Barat laut, melalui Maroko, Aljazair dan Tunisia.
Perjalanan tur dari Hari 1 sampai dengan Hari 8, kami melewati Pegunungan Atlas ini, tapi enggak ikut acara naik gunung. Di sepanjang jalan daerah pegunungan Atlas terdapat pekerja yang membawa keledai, di promosikan buat wisatawan. Dengan membayar 50 Dirham (AED) traveller bisa naik keledai, berkeliling disekitar, selama 15-20 menit. Untuk lihat koleksi foto, silakan klik di Facebook 2015-Atlas Mountains, Morocco.
Kasabah Omar di Marrakech
Sekitar 40 menit dari hiruk-pikuk Marrakech, tersembunyi sebuah desa Berber yang memancarkan keaslian dan kedamaian. Dari puncak Kasabah Omar, mata akan dimanjakan dengan lanskap memesona: Lembah Ourika terbentang hijau, berpadu dengan langit biru dan udara pegunungan yang segar. Artikel ini membawamu menelusuri jejak budaya Maroko yang hangat, melintasi bentangan alam dramatis dan suasana yang membangkitkan rasa syukur. Klik di Facebook 2015-Kasabah Omar, Morocco.
Hari 2: Koutoubia di Marrakech
Di jantung Mediana kota Marrakech berdirilah Masjid Koutoubia yang agung, warisan sejarah Islam sejak abad ke-12. Menaranya menjulang setinggi 77 meter, memancarkan kemegahan arsitektur Moor dengan jendela-jendela melengkung berhias keramik. Saat matahari tergelincir, taman di sekitarnya berubah menjadi lautan cahaya yang meneduhkan hati. Aku sempat menunaikan Zuhur di sana, menyaksikan tradisi lokal yang unik: para jemaah beribadah tanpa mukena, cukup dengan pakaian panjang dan jilbab. Kisah ini adalah secuil perjalanan spiritualku di Maroko yang penuh makna dan keheningan Untuk lihat koleksi foto, silakan klik di Facebook 2015-Koutoubia, Morocco.
Hari 3: Saadians Tombs di Marrakech, Maroko
Di balik tembok Kasbah Mosque yang sederhana, tersembunyi Makam Saadians—kompleks pemakaman kerajaan yang dibangun oleh Sultan Ahmad al-Mansur pada akhir abad ke-16. Ditemukan kembali secara tak sengaja pada tahun 1917, makam ini menyimpan sekitar 60 anggota Dinasti Saadi, termasuk sang sultan dan anak-anaknya yang dimakamkan di Ruang Dua Belas Pilar yang megah. Prasasti dari kayu cedar dan marmer Carrara Italia menghiasi ruangan-ruangan sunyi yang dipenuhi ukiran Al-Qur’an dan mozaik zellige khas Maroko. Di sinilah sejarah, spiritualitas, dan arsitektur Moor berpadu dalam keheningan yang menyentuh jiwa. Tempat ini bukan sekadar destinasi wisata, tapi lorong waktu menuju kejayaan Islam Maroko yang elegan dan penuh makna. Untuk lihat koleksi foto, silakan klik di Facebook 2015-Saadians Tombs, Morocco.
Hari 4: Fez di Maroko
Medina di Fez
Fez, permata tua Maroko, menyimpan lebih dari sekadar sejarah—ia adalah labirin kehidupan yang berdenyut di antara pegunungan Atlas dan gurun Sahara bagian barat. Di jantung kota, Old Medina Fez berdiri sebagai salah satu kawasan pejalan kaki terbesar di dunia, dengan lebih dari 9.000 lorong sempit yang membentuk mozaik budaya Berber dan Arab. Dari madrasah Bou Inania yang megah hingga pasar kulit Chouara yang penuh warna, Fez menawarkan pengalaman multisensori yang tak terlupakan. Artikel ini mengulas tempat-tempat wisata terbaik di Fez, termasuk situs UNESCO, arsitektur Moor, dan tradisi lokal yang masih hidup hingga kini.
Disini terlihat banyak warga yang mengenai sorban atau tutup kepala tradisional, yang menurut pemandu wisata kami, bahwa dengan mengenakan demikian, kulit wajah akan terlindungi dari teriknya matahari yang sangat kuat. Untuk lihat koleksi foto, silakan klik di Facebook 2015-Medina, Morocco.
Di kota ini traveller akan menemukan banyaknya keledai berjalan dengan memanggul karung-karung besar. Untuk lihat koleksi foto, silakan klik di Facebook 2015-FEZ, Morocco.
Tenneries di Fez
Di jantung kota tua Fez, tersembunyi sebuah warisan hidup yang telah bertahan sejak abad ke-11: Chouara Tannery, tempat penyamakan kulit paling ikonik di Maroko. Di sini, kulit sapi, kambing, dan domba diolah dengan teknik tradisional yang nyaris tak berubah sejak zaman pertengahan. Sebelum diwarnai dengan pewarna alami seperti poppy, indigo, dan henna, kulit direndam dalam campuran unik—urin sapi, kapur, air, dan garam—untuk melunakkan dan membersihkannya. Pemandangan kolam-kolam batu berisi cairan berwarna-warni menyerupai palet seniman, menjadi daya tarik utama bagi wisatawan. Produk kulit Fez seperti tas tangan, jaket, dan sepatu telah menembus pasar dunia, dikenal karena kualitas dan keaslian prosesnya. Artikel ini mengajakmu menyelami dunia para pengrajin kulit yang bekerja dengan tangan dan hati, menjaga tradisi yang telah diwariskan lintas generasi.
Sebelum melangkah ke dunia warna dan aroma di Chouara Tannery, penjaga akan menyodorkan sehelai daun mint segar—bukan sekadar sambutan, tapi pelindung alami dari bau tajam kulit mentah yang sedang disamak. Di balik tembok medina Fez, para traveller menyaksikan pemandangan luar biasa: para pekerja berjalan di lorong sempit di antara tong-tong batu besar, bahkan masuk ke dalamnya untuk mencelupkan kulit ke dalam pewarna alami seperti henna, indigo, dan saffron. Di koleksi foto Facebook 2015-Terrasse De Tannerie menangkap momen-momen dramatis ini, memperlihatkan tradisi penyamakan kulit yang telah bertahan lebih dari seribu tahun. Artikel ini mengajakmu menyelami proses autentik yang mengubah kulit mentah menjadi produk mewah, sekaligus memahami budaya kerja keras para pengrajin Fez.
Royal Palace di Fez, Maroko
Istana kerajaan Maroko di Fez. Tidak di buka untuk umum. Hanya bisa mengambil foto di halaman istana saja.
Untuk lihat koleksi foto, silakan klik di Facebook 2015-Royal Palace, Morocco.
Mosque de Andalous di Fez
Di sudut tenang kota tua Fez, berdirilah Masjid Andalous—salah satu masjid tertua di Maroko yang dibangun pada tahun 859 M oleh Mariyam al-Fihriya, adik dari Fatima al-Fihri, pendiri Masjid al-Qarawiyyin. Warisan spiritual ini lahir dari semangat dua perempuan visioner Dinasti Idrisid yang mendedikasikan kekayaan warisan keluarga mereka untuk ilmu dan ibadah. Masjid Andalous menjadi pusat pembelajaran dan tempat khutbah Jumat sejak abad ke-10, dengan arsitektur khas Moor: mihrab berukir, menara persegi, dan halaman yang dialiri kanal air. Artikel ini mengajakmu menyusuri jejak sejarah Islam di Fez, dari peran perempuan dalam pembangunan peradaban hingga keindahan seni ukir kayu cedar dan marmer Carrara yang menghiasi ruang ibadah.
Sesudah usai kunjungan mesjid, akan melewati pasar tradisional, dimana di dalam pasar juga menjual daging, sayuran dan kebutuhan pangan lainnya.
Untuk lihat koleksi foto, silakan klik di Facebook 2015-Mosque des Andalous, Morocco.
Bou Inania Mardrasa di Fez
Di tengah lorong sempit Medina Fez yang berusia ribuan tahun, berdiri megah Madrasa Bou Inania, mahakarya arsitektur Islam dari era Dinasti Marinid. Dibangun antara tahun 1351–1356 oleh Sultan Abu Inan Faris, madrasah ini bukan hanya pusat pembelajaran agama, tetapi juga satu-satunya madrasah di Maroko yang berfungsi sebagai masjid Jumat. Nama Bou Inania diambil dari bagian nama sang sultan, simbol dedikasi terhadap ilmu dan spiritualitas. Dengan ukiran kayu cedar, mozaik zellij, dan menara hijau yang menjulang, tempat ini masih aktif digunakan untuk ibadah dan studi hingga hari ini. Artikel ini mengulas sejarah, arsitektur, dan peran penting Bou Inania dalam warisan Islam Maroko.
Untuk lihat koleksi foto, silakan klik di Facebook 2015-Bou Inania Madrasa, Morocco.
Hari 5: Mausoleum Mohammed V, Rabat-Maroko
Di tengah kemegahan Rabat, berdiri anggun Mausoleum Mohammed V—bangunan bersejarah berlapis marmer putih dengan atap ubin hijau zamrud yang menjadi simbol spiritualitas Islam Maroko. Dibangun antara tahun 1961 hingga selesai pada 1971, makam ini menjadi tempat peristirahatan terakhir Raja Mohammed V, sang pemimpin kemerdekaan Maroko, bersama dua putranya: Raja Hassan II (wafat 1999) dan Pangeran Abdallah. Di dalam ruangan utama, pengunjung akan menemukan suasana khidmat dengan lantunan Al-Qur’an yang dibacakan oleh qari profesional, dikelilingi oleh ukiran khas Arab-Andalusia dan lampu gantung berkilau. Artikel ini mengulas arsitektur, sejarah, dan makna spiritual Mausoleum Mohammed V sebagai destinasi wisata budaya dan religi yang wajib dikunjungi di Rabat.
Untuk lihat koleksi foto, silakan klik di Facebook 2015-Mausoleum Muhammed V, Morocco.
Hari 6: Volubilis, Meknes-Maroko
Meknes, salah satu dari empat kota imperial Maroko, menyimpan jejak kejayaan yang tak lekang oleh waktu. Di balik gerbang monumental Bab Mansour dan tembok kota yang membentang sepanjang 40 kilometer, berdiri warisan Dinasti Alaouite yang menjadikan Meknes sebagai ibu kota pada abad ke-17 di bawah Sultan Moulay Ismail. Tak jauh dari pusat kota, sekitar 30 km ke utara, terhampar Volubilis—situs arkeologi Romawi yang pernah menjadi pusat administratif Provinsi Mauretania Tingitana pada abad ke-1 Masehi. Kota ini berkembang pesat berkat produksi minyak zaitun dan perdagangan, hingga akhirnya ditinggalkan oleh Romawi karena letaknya yang terpencil dan sulit dipertahankan. Kini, Volubilis menjadi UNESCO World Heritage Site, menawarkan mosaik indah, basilika, dan gerbang kemenangan yang membawa pengunjung menyusuri lorong waktu menuju masa kejayaan Romawi di Afrika Utara.
Akibat gempa bumi, pada pertengahan abad ke-18 tempat ini di jarah oleh penguasa Maroko mencari batu untuk membangun Meksnes. Hingga kini reruntuhan masih terlihat, dan menjadikan tempat ini sebagai tempat wisata bersejarah yang harus diawetkan. Reruntuhan bersejarah ini masuk ke dalam daftar Situs Warisan Dunia (UNESCO). Untuk lihat koleksi foto, silakan klik di Facebook 2015-Meknes, Morocco.
Hari 7: Oudaya Garden, Rabat-Maroko
Kasbah des Oudayas: Permata Biru di Mulut Sungai Bou Regreg
Di jantung ibu kota Maroko, Rabat, berdiri megah sebuah benteng kuno yang memikat hati setiap pengunjung: Kasbah des Oudayas, atau dikenal juga sebagai Oudaya Garden. Terletak di mulut Sungai Bou Regreg, kasbah ini bukan sekadar situs bersejarah—ia adalah simbol kebanggaan kota dan saksi bisu perjalanan waktu selama lebih dari delapan abad.
Keindahan Biru-Putih yang Menenangkan
Memasuki kawasan kasbah, pengunjung langsung disambut oleh lorong-lorong sempit yang dipenuhi rumah bercat biru dan putih, menciptakan suasana tenang dan sejuk di tengah teriknya matahari Maroko. Warna-warna ini bukan hanya estetika, tetapi juga mencerminkan pengaruh Andalusian dan semangat komunitas lokal yang menjaga warisan budaya mereka.
Warisan UNESCO yang Hidup
Kasbah des Oudayas telah mengalami berbagai renovasi sejak abad ke-12, termasuk restorasi besar pada masa Protektorat Prancis tahun 1914. Kini, situs ini diakui sebagai Warisan Dunia UNESCO sejak 2012, menjadikannya destinasi wajib bagi wisatawan yang ingin menyelami sejarah dan budaya Rabat
Ada terdapat banyak bangsa Arab, imigran dan beberapa Sultan Maroko yang berdiam di daerah ini. Untuk lihat koleksi foto, silakan klik di Facebook 2015-Oudaya Garden, Morocco.
Hari 8: Hasan II Mosque, Cassablanca-Maroko
Masjid Hassan II: Keagungan Spiritual di Tepi Samudra Atlantik
Di kota pesisir Casablanca, berdiri megah sebuah mahakarya arsitektur yang tak hanya menjadi simbol spiritual, tetapi juga kebanggaan nasional Maroko: Masjid Hassan II. Dengan menara setinggi 210 meter, masjid ini memegang rekor sebagai menara masjid tertinggi di dunia, menjulang anggun di atas tanjung yang menghadap langsung ke Samudra Atlantik.
Masjid di Atas Air: Inspirasi dari Ayat Suci
Dibangun sebagian di atas laut, desain masjid ini terinspirasi dari ayat Al-Qur’an yang menyebutkan bahwa “Arsy Tuhan berada di atas air.” Raja Hassan II ingin para jamaah dapat berdoa sambil memandang langit dan laut, merasakan kehadiran Ilahi dalam keindahan alam. Cahaya laser dari puncak menara pun diarahkan langsung ke Kiblat di Mekah, menegaskan orientasi spiritual bangunan ini.
Kapasitas dan Fasilitas Luar Biasa
Masjid Hassan II mampu menampung hingga 105.000 jamaah: 25.000 di dalam aula utama dan 80.000 di pelataran luar. Di basement, terdapat ruang wudhu dan hammam umum yang luas, lengkap dengan teknik plaster tradisional tadelakt dan kolam air laut hangat. Masjid ini juga memiliki museum, perpustakaan Islam, dan madrasah yang memperkaya fungsi spiritual dan edukatifnya.
Warisan Budaya dan Wisata Religi
Sebagai satu-satunya masjid di Maroko yang terbuka untuk pengunjung non-Muslim, Masjid Hassan II menjadi destinasi utama wisata religi dan budaya. Tur berpemandu tersedia setiap hari, memberikan wawasan mendalam tentang sejarah, arsitektur, dan nilai-nilai Islam.
Untuk lihat koleksi foto, silakan klik di Facebook 2015-Hasan II Mosque Casablanca, Morocco.
Untuk lihat koleksi foto, silakan klik di Facebook 2015-Hasan II Mosque Casablanca, Morocco.
Info Penting untuk Traveller Indonesia
Salah satu kelebihan berkunjung ke Maroko adalah bebas visa bagi Warga Negara Indonesia (WNI) untuk kunjungan wisata hingga 90 hari. Jadi, kamu bisa langsung packing tanpa ribet urusan visa!
Iklim di Maroko, terutama saat musim semi, sangat menyenangkan. Sinar matahari yang hangat dan udara yang sejuk membuat perjalanan semakin nyaman. Secara umum, Maroko dianugerahi cuaca cerah hampir sepanjang tahun.
Untuk urusan transaksi, mata uang yang digunakan adalah Dirham Maroko (MAD)—bukan Dirham Uni Emirat Arab (AED). Jadi, pastikan kamu menukar IDR ke MAD, bukan AED ya! 😊
Ramalam cuaca di Maroko hari ini
Cuaca di Maroko dikenal dengan perpaduan unik antara musim panas yang kering dan musim dingin yang sejuk. Dari gurun Sahara yang terik hingga angin sejuk di pesisir Atlantik, iklim Maroko menawarkan pengalaman yang beragam sepanjang tahun. Cari tahu kondisi cuaca terkini dan ramalan harian untuk berbagai kota seperti Marrakesh, Rabat, dan Tangier.
📍Untuk informasi lebih lanjut, kamu bisa cek Ramalan cuaca di Maroko hari ini.
Belanja dengan Cerita
Setiap produk membawa aroma, warna, dan rasa dari tempat-tempat luar biasa yang pernah saya kunjungi. Belanja sambil menyelami kisah nyata.
Tertarik dengan rekomendasi perlengkapan perjalanan saya? Kunjungi link 🛒 Shop ke ellyafriani.blog/shop untuk melihat koleksi pilihan!
Punya pengalaman unik di Maroko
Punya pengalaman unik di Maroko? Bagikan di kolom komentar di bawah.
Sumber informasi: dalam tulisan ini merupakan hasil rangkuman dari berbagai referensi daring yang terpercaya, dipadukan dengan pengalaman pribadi saya selama menjelajahi pesona Maroko
Media Sosial
Jangan lewatkan cerita perjalanan seru lainnya! Ikuti kami di Facebook Page/ Instagram dan media sosial lainnya.
Facebook Elly Afriani (IndoHolland Tours)
- Facebook Elly Afriani (IndoHolland Tours)
- Facebook Page: ellyafriani.blog
Facebook Group Travel Diaries Circle (TDC)
Travel Diaries (TDC) – Komunitas jalan-jalan, nge-blog, wisata dalam dan luar negeri.
Klik link Travel Diaries Circle disini: Grup Facebook Travel Diaries Circle (TDC).





































Leave a reply to 8 Tempat Wisata yang Bikin Harimu di Groningen Tak Terlupakan – ellyafriani. Cancel reply