Tahun 2023, aku mendapat undangan spesial dari VisitFlevoland untuk mengikuti FamTrip Toerisme TOP. Salah satu destinasi yang kami kunjungi adalah Bataviastad Fashion Outlet, yang terletak di kota Lelystad, provinsi Flevoland. Tempat ini bukan hanya surganya belanja barang bermerek, tapi juga menyimpan jejak sejarah maritim Belanda yang menarik.
Belanja Branded di Bataviastad
Bataviastad sering disebut sebagai “Roermond versi utara”—karena koleksi brand-nya lengkap dan harganya miring. Dari tas, sepatu, hingga fashion Muslimah, semuanya tersedia. Banyak pelancong Indonesia menjadikan Bataviastad sebagai spot wajib untuk jastip atau sekadar berburu diskon.
Baca Juga:
Bagi Pelancong yang hobi jelajah negara kecil Belanda, dan sudah berada di provinsi Noord-Holland. Masih bisa berkunjung ke propinsi baru Flevoland ini. Kalau naik kendaraan darat dari Amsterdam menuju Bataviastad lebih kurang 1 jam perjalanan.
Replika Kapal VOC: Sejarah yang Bisa Disentuh
Di belakang outlet, berdiri megah replika kapal dagang VOC abad ke-17. Kapal ini bersandar di dermaga dekat Museum Flevoland, dan menjadi pengingat akan masa lalu Belanda sebagai kekuatan maritim dunia. Melihat kapal itu dari dekat, aku teringat pelajaran sejarah di sekolah tentang Kongsi Dagang Hindia Timur—dan rasanya surreal bisa berdiri di tempat yang dulu jadi pusat perdagangan dunia.
Di Museum Flevoland bisa lihat salah satu pameran bangkai hancur Kapal Kargo (Koga, Koggeschip, Cog). Kapal Kargo untuk megangkut barang ke berbagai kota di wilayah Baltik, dan kota-kota di Belanda, yaitu di Kota Hansa.
Flevoland: Daratan Buatan yang Penuh Cerita
Provinsi Flevoland sendiri adalah hasil dari sistem polder, yaitu daratan buatan yang dulunya laut. Di sini, kamu bisa melihat tanggul-tanggul raksasa, kanal yang tenang, dan museum seperti Zuiderzeemuseum yang menceritakan kehidupan masyarakat pesisir Belanda di masa lalu.
Baca Juga:
Kapal Koga: Si Raksasa Laut dari Abad Pertengahan
Bayangkan kamu berdiri di pelabuhan tua di pesisir Baltik, angin laut menerpa wajah, dan di kejauhan tampak sebuah kapal kayu besar dengan layar persegi dan lambung lebar. Itulah Kapal Koga—salah satu ikon maritim Eropa di Abad Pertengahan.
Koga bukan sekadar kapal dagang biasa. Ia adalah raksasa laut pada zamannya, mampu mengangkut hingga 100 ton barang, dari garam, biji-bijian, hingga kain dan anggur. Kapal ini mulai muncul sekitar abad ke-10 dan berkembang pesat di wilayah Baltik dan Laut Utara. Tapi yang membuatnya benar-benar terkenal adalah perannya dalam jaringan perdagangan paling berpengaruh saat itu: Liga Hanseatic.
Liga Hanseatic: Jejaring Kota Dagang yang Mengubah Eropa
Liga Hanseatic (atau Hanze dalam bahasa Belanda) adalah aliansi kota-kota dagang di Eropa Utara yang aktif dari abad ke-12 hingga ke-16. Kota-kota seperti Lübeck, Hamburg, dan bahkan beberapa kota di Belanda seperti Kampen dan Zwolle, bergabung untuk memperkuat perdagangan dan keamanan.
Mereka berdagang dalam konvoi, saling melindungi dari bajak laut dan pungutan liar. Dan di sinilah Koga menjadi bintang. Kapal ini:
Memiliki dasar datar, cocok untuk pelabuhan dangkal
Menggunakan layar persegi dan hanya satu tiang utama
Dioperasikan oleh kru kecil, efisien untuk muatan besar
Bisa diubah jadi kapal perang jika diperlukan
Dengan desain yang kokoh dan kapasitas besar, Koga memberi keunggulan kompetitif bagi pedagang Hanseatic. Mereka bisa mengangkut lebih banyak barang dengan biaya lebih rendah—sebuah revolusi logistik pada masanya.
Dari Laut Baltik ke Dunia Modern
Meski Liga Hanseatic akhirnya runtuh pada abad ke-17, jejak kejayaannya masih terasa. Banyak kota bekas anggota liga kini menjadi destinasi wisata sejarah. Bahkan, replika kapal Koga seperti Ubena von Bremen masih bisa dilihat di museum maritim Jerman dan Belanda.
Cerita yang Menginspirasi
Kapal Koga bukan hanya tentang kayu dan layar. Ia adalah simbol dari semangat kolaborasi, inovasi, dan keberanian menjelajah dunia. Di masa ketika kompas belum umum digunakan, para pelaut mengandalkan bintang dan intuisi untuk menavigasi lautan. Dan mereka berhasil.
Patung Kepala Putih di Bataviastad: Simbol Bertahan di Tengah Arus
Di tengah alun-alun Bataviastad, Lelystad, berdiri sebuah patung yang tak biasa: sebuah kepala raksasa berwarna putih, diam dan tenang, seolah sedang merenung di tengah keramaian outlet fashion. Patung ini bukan sekadar dekorasi kota—ia adalah karya seni publik yang mengajak kita berpikir.
Patung ini berjudul “Boven Water” (di atas air), hasil karya seniman asal Friesland, Henk Hofstra. Tingginya mencapai 7,5 meter, dan di atas kepala itu berdiri sosok manusia, seakan-akan sedang menjaga keseimbangan di atas pikirannya sendiri
Makna Filosofis: “Tahan Kepalamu di Atas Air”
Karya ini adalah kiasan dari pepatah yang dalam bahasa Inggris berbunyi “Keep your head above water”. Artinya? Bertahan. Tetap tenang di tengah tekanan. Jangan tenggelam oleh masalah.
Di tengah dunia yang serba cepat dan penuh tuntutan, patung ini seperti pengingat visual: bahwa kita semua sedang berusaha tetap “di atas air”—baik secara mental, emosional, maupun finansial.
Untuk Muslimah Traveler
-
Bataviastad punya fasilitas ramah Muslim, termasuk tempat makan halal dan ruang terbuka untuk istirahat.
-
Cocok untuk itinerary singkat dari Amsterdam (hanya 1 jam perjalanan).
-
Bisa dikombinasikan dengan kunjungan ke Museum VOC dan wisata edukatif lainnya.
Hidup di Atas Laut: Mengenal Sistem Polder di Flevoland
Tinggal di Belanda membuatku akrab dengan pemandangan yang tak biasa—daratan buatan yang dulunya adalah laut. Di Flevoland, hampir seluruh wilayah berdiri di atas polder, yaitu tanah hasil pengeringan laut yang dibentengi oleh tanggul-tanggul raksasa.
Bayangkan, kamu berjalan di kota yang dulunya dasar laut, dikelilingi tanggul panjang berkilo-kilometer dan tanah timbunan tinggi. Semua itu bukan sekadar lanskap, tapi sistem canggih untuk menahan air agar tak kembali membanjiri daratan. Di sinilah aku belajar: Belanda bukan hanya soal kincir angin dan keju, tapi juga tentang bagaimana manusia bisa hidup berdampingan dengan air—tanpa tenggelam.
Dari Laut ke Daratan: Cerita Flevoland dan Keajaiban Air Belanda
Hidup di Belanda membuatku akrab dengan cerita luar biasa tentang bagaimana negeri kecil ini menaklukkan air. Salah satunya adalah Flevoland, provinsi termuda yang resmi berdiri pada 1 Januari 1986, dengan Lelystad sebagai ibu kota. Yang unik? Wilayah ini dulunya adalah laut—Zuiderzee, laut pedalaman yang kini berubah menjadi IJsselmeer, danau terbesar di Belanda.
Sebagian besar daratan Flevoland adalah polder, yaitu tanah hasil pengeringan laut. Jangan heran kalau kamu melihat tanggul-tanggul panjang dan tanah timbunan tinggi di sekelilingnya—semua itu adalah bagian dari sistem canggih untuk mencegah banjir dan menjaga daratan tetap kering.
Kalau kamu punya waktu, mampirlah ke Zuiderzeemuseum di Enkhuizen. Di sana, kamu bisa melihat langsung bagaimana masyarakat pesisir hidup di masa lalu, sebelum laut ditaklukkan oleh teknologi dan keberanian.
Dan bicara soal keajaiban air, Belanda punya Deltawerken (Delta Works)—mega proyek perlindungan banjir yang disebut sebagai salah satu dari “8 Keajaiban Dunia Modern”. Jangan lewatkan juga Afsluitdijk, bendungan raksasa yang mengubah laut menjadi danau dan melindungi jutaan jiwa dari ancaman air.
Nationale Toerisme Top 2022: IndoHolland Tours dapet undangan dari VisitFlevoland
Seperti biasa, IndoHolland Tours selalu aktif mengunjungi acara FAM-Trip maupun kegiatan lain terkait pariwisata. Kali ini saya mengunjungi Flevoland, dalam rangka Nationale Toerisme Top pada bulan September 2022.
Di menit 1:34 saya sedang di wawancarai dan memberikan komentar tentang Flevoland. Cek filmya di link video YouTube https://youtu.be/u48P3hrKLYw
Tag aku di Instagram
Kalau kamu sempat ke Zuiderzeemuseum atau Afsluitdijk, jangan lupa abadikan momenmu dan tag aku di Instagram! Aku ingin lihat bagaimana kamu menikmati keajaiban air Belanda 💚
🛒 Shop – Belanja Sekalian di Toko Elly!
Ingin bawa pulang barang-barang khas Belanda atau perlengkapan traveling Muslimah? Cek koleksi kurasi pribadiku di Ellyafriani.blog/Shop — dari sajadah travel, aksesoris halal-friendly, hingga souvenir khas Eropa. Yuk, belanja sambil mendukung perjalanan penuh makna!
Cuaca di Belanda
Belanda memiliki iklim basah, dan sangat berubah-ubah, maka itu cuaca tidak dapat di prediksikan.
Untuk informasi lebih lanjut tentang ramalan cuaca di Belanda, bisa klik di Ramalan cuaca di Belanda hari ini.
Peta Belanda
Negara Belanda adalah negara kecil, punya 342 Kotamadya atau Gementeen dan 12 propinsi di tahun 2023. Sedangkan Bataviastad berada di provinsi Flevoland, ibukotanya bernama Lelystad. Jika lihat foto peta Belanda di bawah ini, Flevoland terletak di tengah-tengah negara Belanda. Perhatikan zona warna pink lingkar hitam.
Sumber: Sejarah dirangkum dari beragam sumber
MEDIA SOSIAL
GooglePhoto
Koleksi potret cantik Bataviastad di Belanda bisa di cek di album kenangan liburan saya di GooglePhotos BELANDA, Bataviastad | Flevoland
YouTube
TikTok










Leave a reply to Jejak Kenangan di Kuala Lumpur: Perjalanan Bersama Sahabat – ellyafriani. Cancel reply